Friday, June 17, 2016

Malam Ketujuh

No comments
Kau rebah di rahim bumi
Di antara napas pepohonan, gemericik air, dan sepotong jalan sunyi
Pada sepetak pemakaman
Kau lelap tanpa dengkur

Jasadmu lebur tiada
Satu dengan tanah yang rinduimu
Dan di malam ketujuh ini
Kami pun merinduimu dengan cara yang berbeda

Di sampingmu kami menabur kisah
Tentang ratusan lakumu
Tentang cintamu
Dan tentang isyarat-isyarat yang luput kami tafsir

Kami tidur di sampingmu
Hiraukan gigil dan kecup embun
Berharap kau tuntun kami pada aroma-aroma mimpi
Pada hal-hal yang masih ingin kita tertawai

Sepekan sudah ruhmu dipetik dari raga
Sedang kami murung menampik
Tak percaya, tak percaya, tak percaya
Hingga akhirnya kami berserah pada kuasa

Ini ada selarik duka nun jauh di sana
Dari misan yang tak sempat hadir mengelus nisan
Titip Dita dan keluarga...
It's short but to the point... we are crying

Iya, kami semua menangisimu
Kepergianmu, dalam, dalam, begitu dalam
Airmata tak pernah penuh
Hanya ikhlas yang menyudahi

Selamat jalan

No comments :

Post a Comment