Monday, November 22, 2021

Mana Kepalmu?

No comments
Kerusakan tanah leluhurmu bukanlah masalah rumah tangga yang, harus kau diamkan. Bukan pula cinta rahasia yang tak boleh kau ungkapkan. Ini adalah tabungan bencana yang akan kau tumpahkan ke anak-cucumu.

Dari etalase wisata yang tampak seperti travesti itu, ada jerit seorang petani yang gagal panen karena parit-parit sawah mengering. Ada ikan-ikan di sungai yang tak lagi mengandung protein, tapi secuil limbah di dagingnya yang tak akan terasa oleh lidahmu.

Bibir-bibir pantai dan hutan bakau yang diuruk, dimanterai sekejap lalu bersulih menjadi lokasi swafoto. Hutan-hutan yang kulitnya penuh gelegata, pohon-pohon membungkuk, dan bukit-bukit yang terus didinamit hingga dedemit pun enyah.

Lalu roh-roh leluhur yang mana lagi, yang ingin kau panggil untuk membakar kepalmu?

No comments :

Post a Comment