Monday, December 27, 2021

Desember

No comments
Setiap tahun disimpul oleh Desember. Bulan ketika rumah-rumah beratap bocor harus menyediakan ember. Aku selalu ingat mendiang ayah di saat musim penghujan. Ia yang kerap sabar menata kembali pipa-pipa air, menambal atap berlubang, dan memberi jalan bagi air agar mengalir ke tempat yang semestinya.

Pernah suatu hari, ayah terjatuh dari meja tempat ia berjinjit. Lantai basah menjadikan insiden itu bertambah parah. Tetapi begitulah ayah. Ia akan bangkit lagi, memperbaiki atap lagi, dan lagi, agar penghuni rumah bisa nyaman berjalan di dapur ketika hujan. Mungkin baginya, cukuplah ia yang terjungkal asal jangan sampai ibu atau anak-anak.

Tahun-tahun berlalu sepeninggalan ayah. Kini, berganti ibu yang kuyu di kasur. Sakitnya yang mengajak aku harus segera pulang. Menerobos wabah dari satu penerbangan ke penerbangan lainnya. Udara mungkin bukan jalan terbaik sebab kita diterungku di dalam tabung raksasa, bersama orang-orang yang mungkin luput dari tes sembari membawa virus di hela napas mereka. Tetapi akhirnya aku sampai di tanah lahir disambut wajah-wajah bahagia.

Aku tidak sepenuhnya membenci tahun ini. Sebab ia menyeretku untuk kembali ke kampung halaman. Berlama-lama dengan orang-orang terkasih, sebelum sesal datang menghampiri. Setidaknya aku bisa mengelabui atau berhasil menang dari penyesalan yang, kita tahu selalu datang belakangan.

No comments :

Post a Comment