Medio dua ribu sebelasan, saya pernah terlibat dalam kepanitiaan event festival musik di Kotamobagu. Seingat saya, festival musik itu sekalender bulan dengan Pemilihan Putra dan Putri Kota Kotamobagu (P3KK).
Panitia P3KK sempat kewalahan, sebab peserta yang ikut cukup banyak. Karena sesama panitia festival musik dan P3KK beririsan circle pertemanan, maka beberapa panitia festival diperbantukan di kegiatan P3KK.
Para panitia dan peserta P3KK sempat dikarantina di salah satu hotel yang terbilang baru dan mungil di depan Lapangan Sinindian. Hotel ini mirip homestay, dan kamar-kamarnya melingkar saling berhadapan.
Reza Mamonto adalah salah satu panitia P3KK. Ketika itu, di kamar panitia, saya menyetel lagu Vindicated dari Dashboard Confessional. Genre musik yang ia sukai hampir mirip dengan saya. Karena itu, kami lekas akrab.
Seiring waktu, Eca'--nama kecilnya--kerap berjumpa di Gapura, Kelurahan Kotobangon. Rumahnya memang tak jauh dari sana.
Namun, kesibukan kami mulai menjauhkan lingkar sua. Saya menjadi jurnalis, dan ia lulus menjadi ASN. Setelah bertugas di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), ia kembali melanjutkan studinya di Makassar. Di sana kami beberapa kali berjumpa.
Eca' termasuk salah satu kawan yang gemar vakansi. Ia telah mengelilingi sejumlah negara di Asia Tenggara.
"Lebih baik tidak usah ikut agen travel, jalan sendiri. Saya bahkan pernah bawa abon ikan sama mi instan sewaktu jalan-jalan," katanya, ketika kami berjumpa di Makassar beberapa tahun lalu.
Sewaktu saya pulang dari Papua dua tahun yang lalu, Eca' telah menyelesaikan studinya di Makassar. Kami sempat berjumpa di Kotamobagu dengan beberapa kawan lainnya di sebuah kafe. Ia mengabarkan, bahwa tak lama lagi ia akan menikah. Kami ikut gembira.
Belum lama ini ia menikah, mungkin sekitar tiga atau empat bulan yang lalu. Ia sempat mengirimi undangan tetapi karena bersamaan dengan jam kerja, saya akhirnya tidak bisa menghadirinya.
Kemudian, kabar itu datang. Tadi malam, seorang kawan ASN pula di Boltim, tiba-tiba menanyai saya.
"Reza sudah meninggal?"
"Hah!? Reza siapa?"
Lalu ia menyusulnya dengan kiriman foto Eca'.
"Astaga! Eca'?"
Saya segera beralih ke Instagram untuk memastikannya. Sebab di sana lebih banyak kawan-kawan yang mengenal Eca'. Benar sudah, beberapa kawan sudah berbelasungkawa.
Ah, Eca' ... akhirnya waktumu tiba sudah. Perjalananmu usai, setelah jutaan kali jejakmu tercetak di tanah-tanah asing yang kerap kau kunjungi.
Selamat jalan Ca' ...