Selasa, 21 Januari 2025

Dan dan "&"

Tidak ada komentar



Aku terbiasa berkirim pesan denganmu menggunakan: e ye de. Kau sering bilang aku orang yang suka repot: ca pe de.

 

Ada tingkahmu yang kerap membikin kedua alisku saling merangkul. Tak pernah ada satu pun kata "dan" dalam pesan singkatmu. Semuanya terganti dengan simbol "&". 

 

Aku bertanya lalu katamu bentuk "&" seperti orang yang sedang duduk membaca, karena itu kau lebih menyukainya. Baru setelah kau berkata begitu, aku mulai memperhatikannya saksama. Bentuknya memang mirip orang yang sedang membaca; entah buku; entah ponsel pintar; atau malah seperti seseorang yang sedang berdoa; atau mungkin seperti seekor ular.

 

Aku makin menyukaimu karena caramu melihat sesuatu dengan berbeda. Sejak saat itu, setiap kali berkirim pesan singkat denganmu aku mulai belajar menggunakan "&".

 

Suatu hari aku mengirim pesan singkat kepadamu, "Osney & Molet sudah kauberi makan?"

 

Sebaris pesan balasan darimu menyembul, "Sdh."

 

"Cobalah kau belajar menulis dengan EYD. Aku saja mulai belajar memakai simbol mirip orang berdoa itu," balasku.

 

"Knp dinmkn psn sngkt? Byr cpt!" jawabmu.

 

Aku lantas menghitung berapa langkah jemari untuk mengetik "&", ternyata butuh tiga ketukan jempol di layar ponsel sampai kembali ke tombol QWERTY. Jumlah langkah yang sama ketika mengetik "dan". Ah, aku dan kamu memang seperti "dan" dan "&". Kau ampersand yang selalu memunggungiku.

 

"Dn!" tulisku.

 

"Apa itu?" tanyamu dengan ketikan sempurna.

 

"The end!" balasku.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar