mencintaimu, membuatku tak bisa membeda: mencintai orang yang salah atau yang benar. sebab kau bayang yang bergelimun abu-abu. datang seperti senyap kabut di pagi buta.
pernah aku menantimu hingga membatu di bangku taman sebuah danau. kau tiba dan melemparkanku ke bentang air—mengapung selama seribu hari. hanya satu bunyi detak janin menunggu dilahirkan yang akhirnya menenggelamkanku.
ketika tubuhku membentur dasar, terdengar suara cinta bertepuk. bertebaran lanau angan-angan: kapan ujung temali terjulur lalu menegang setelah tergenggam. tapi kau di atas sana sibuk mengisahkan saga kepada seorang bocah.
Passi, 2025
Tidak ada komentar :
Posting Komentar