Thursday, June 20, 2019

ILYTTMAB

No comments

Aku menyukai aroma pakaianmu yang belum terlalu kering karena cuaca desa di punuk bukit. Melepaskannya satu demi satu. Lalu kilatan kulitmu yang bersih menyergap mataku.

Aku memuja caramu memelukku, pipimu yang menempel dibibirku, dan lengan kirimu yang menggenggam rahasiaku. Napas kita saling memburu pintu surga, hingga keringat di lehermu mengalir tenang dan hangat.

Aku tak akan melupakan bagian tubuhmu yang membuatmu meringis ketika kujamah. Setiap kali menyentuh itu, kau mendorong tubuhku kemudian merenggutnya kembali ke dadamu. Seperti aku akan pergi lagi untuk berkelana.

Kau bulan sekaligus matahari yang menerangiku. Aku sebelumnya tak pernah berpelukan sembari memandangi purnama, hanya denganmu dari balik jendela kamarku. Kita menyerap energi malam itu bersama, kemudian bersanggama serupa gerhana.

No comments :

Post a Comment