Sebuah perayaan kerap kali dengan bersuka ria. Syukurlah aku pernah diajari menjadi orang Bali ketika menetap di sana setahun lebih. Di Bali ada Hari Raya Nyepi. Perayaannya justru dilakukan dalam hening. Kita diajak untuk banyak-banyak merenung. Seperti pada momen hari raya usiaku ini yang berada di gerbang bulan suci Ramadan, saat ini, mungkin menunduk akan lebih baik ketimbang menengadah dan mengangkat gelas.
Sunyi bukan berarti kosong. Dalam perjalanan hidup, aku dipertemukan dengan orang-orang hebat yang memilih mengambil jalan sunyi dalam perjuangannya. Mereka yang tak pernah mau menepuk dada sebagai "aku" ketika sesuatu yang diperjuangkan berhasil. Aku juga bersua dengan banyak orang separuh abad yang tak peduli dengan usia, sebab yang terpenting ialah jalan pikiran tak ikut kaku dan menua.
Karena itu, di hari ini tetap dengan doa yang sama: jangan pernah dewasa, karena menjadi dewasa itu membosankan. Seorang bocah bisa berkali-kali menatap langit malam lalu terkagum-kagum dengan bintang gemintang dan bulan menggantung di atas sana. Tetapi banyak orang dewasa tak akan terhibur dengan hal itu lagi. Mereka butuh sesuatu untuk bisa mengagumi angkasa. Tak akan pernah sesederhana cara seorang bocah lugu, hanya perlu lengan untuk menyangga dagu.
So, don't grow up, it's a trap!
No comments :
Post a Comment