Thursday, March 10, 2022

Bayangan

1 comment
Dari jendela kamar, separuh dirimu melesat keluar. Ada kenang tentang seseorang yang kauletakkan pelan-pelan di bawah pohon rindang. Dedaunan berguguran serupa keping demi keping cinta yang selama ini kaumainkan di sela-sela jemarimu. Tak ada cicin melingkar di sana.

Cicit burung di luar sana bersahutan dengan segala isi hatimu. Apa saja yang pernah kauutarakan, kembali kauhapus perlahan dengan air mata. Bagimu, cinta itu seperti seorang bocah yang terlanjur beranjak dewasa. Ia tak bisa memilih kembali ketika pilihan ditetapkan.

Lalu pada langit mendung, ada aroma yang kautitipkan untuk segera dibasuh hujan. Sebab kenangan tentang rumah dan kerabat, ialah satu-satunya yang ingin kauhidu. Darah, mampu merekatkan luka di hatimu. Apa yang menetes hanyalah masa lalu, dan yang menganga akan mengatup kembali.

Di lorong jalan menuju sebuah gerbang, tawa-tawa itu masih membayang. Menggelitik bambu-bambu mungil di ketiak jalan. Kemudian malam tiba, menidurkan siapa saja yang berhati gundah. Diiringi suara kereta api dari kejauhan.

Separuh bayanganmu kembali masuk ke dalam kamar. Memeluk dirimu. Mencintai dirimu. Sendiri ...

1 comment :