Sebagai seorang blogger, tentu saja saya pemerhati tulisan-tulisan yang malang melintang, membuana, di jagad semesta maya ini. Dan saat tulisannya Eko Paputungan nyungsep ke dalam kolom chat saya lewat BC. Jempol saya tentu sangat tertarik untuk menekan enter (ta lebet).
Wuih! Kaget bukan kepalang saat membaca tulisan tanggapan Eko yang sebagai Ketua HMI Bolmong (http://ekspap.blogspot.ca/2013/11/yukur-moanto-kakanda-katamsi-tapi-ide.html?m=1) atas tulisan Bang KG (Katamsi Ginano) kemarin di blog Kronik Mongondow (http://www.kronikmongondow.blogspot.ca/2013/11/gerombolan-itu-bernama-hmi-bolmong-raya.html?m=1).
Sewaktu saya membaca tulisan Bang KG kemarin, yang menyoal demo HMI Bolmong, Senin (25/11), yang datang "menjambani" rudis Walikota. Sebenarnya bukan tonteek-tonteek dan loleke di tulisannya yang sinisme itu ― yang perlu diperhatikan. Tapi kritikannya atas tindakan trespassing (masuk tanpa izin) yang dilakukan sekumpulan pendemo ke halaman rudis Walikota. Di desa saya di Passi, orang yang masuk tanpa izin, "so salah dua-A, adat deng aturan (hukum)". Tentu saja bukan hanya itu substansi dari tulisan Bang KG. Dan saya akan terus mengikuti "debat" blog kalian nantinya (hitung-hitung dapat ilmu).
Tulisan ini bukan bentuk apologi kami (lintasbmr.com). Ini pure datang dari gelinjang dodobku, karena nama media tempat saya mengais rezeki disebut-sebut dalam tulisan Eko. Menyoal carep yang salah menginformasikan, atau salah memberi data berita kepada redaktur kami. Dan yang lucunya juga, carep yang meliput demo itu terdaftar sebagai anggota himpunan yang dipimpin Eko itu sendiri. Tapi tentu saja bukan ke-organisasian itu yang menjadi soal, dan sebagai patner kerja, saya akan membela, karena data yang sudah teman saya kirimkan tak ada satu pun kesalahan.
Di tulisan Eko, redaktur kami Uwin Mokodongan memberi komentar: "Bung Eko, ada sepenggal jawaban yang saya sisipkan di sini, terkait kebingungan Anda soal pemberitaan lintasbmr.com yang menurut Bung keliru. Saya mulai lewat kutipan ini: "... hal itu terjadi ketika pihak Satpol PP Pemkot KK yang dikepalai Sahaya Mokoginta hendak mengamankan massa pendemo yang memasuki Rumah Dinas Walikota" dan "… massa demonstran mulai berarak memasuki halaman Rumah Dinas Walikota."
Jawaban Uwin adalah: "Data yang kami dapatkan melalui wartawan saat meliput langsung demonstrasi HMI Bolmong Raya, adalah demikian. Saya bentangkan kutipannya: "... berdasarkan pantauan lintasbmr.com di lokasi demonstrasi, hal itu terjadi ketika pihak Satpol PP Pemkot KK yang dikepalai Sahaya Mokoginta hendak mengamankan massa pendemo yang memasuki Rumah Dinas Walikota."
Selanjutnya: "... saat massa demonstran tiba di kantor Pemkot KK, mereka kecewa karena Walikota dan Wakil Walikota tidak berada di tempat karena tengah menghadiri acara yang dilaksanakan PGRI Kotamobagu di Gedung Siti Barokah. Geram karena Walikota tak berada di kantor, massa demonstran akhirnya memilih berarak ke rumah dinas Walikota yang terletak hanya beberapa meter dari kantor Pemkot KK. Mereka bergerak ke rumah dinas sembari terus berorasi."
Pertanyaan Uwin: "Mana data yang salah di atas yang membuat Bung garuk-garuk kepala? Dan mengatakan tak ada kesesuaian antara fakta lapangan dan pemberitaan?
Ah, Eko... Saya ingin membaur sedikit, soal hujat-menghujat, sepertinya Anda lebih paham soal itu, karena BC Anda kemarin, saya tak mungkin keliru menyimak nama salah satu hewan disebut.
Hahahaha.... "Jangan meludah melawan angin!" cubit Nietzsche.
Dan untuk fabel, "Udang bicara Kepiting, ketika dibakar sama-sama berubah warna menjadi merah," yang Anda artikan sebagai: "Mengkritik orang lain padahal diri sendiri masih sering melanggarnya."
Saya tidak akan menggaruk-garuk kepala untuk itu. Tepok jidat!
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Wuih! Kaget bukan kepalang saat membaca tulisan tanggapan Eko yang sebagai Ketua HMI Bolmong (http://ekspap.blogspot.ca/2013/11/yukur-moanto-kakanda-katamsi-tapi-ide.html?m=1) atas tulisan Bang KG (Katamsi Ginano) kemarin di blog Kronik Mongondow (http://www.kronikmongondow.blogspot.ca/2013/11/gerombolan-itu-bernama-hmi-bolmong-raya.html?m=1).
Sewaktu saya membaca tulisan Bang KG kemarin, yang menyoal demo HMI Bolmong, Senin (25/11), yang datang "menjambani" rudis Walikota. Sebenarnya bukan tonteek-tonteek dan loleke di tulisannya yang sinisme itu ― yang perlu diperhatikan. Tapi kritikannya atas tindakan trespassing (masuk tanpa izin) yang dilakukan sekumpulan pendemo ke halaman rudis Walikota. Di desa saya di Passi, orang yang masuk tanpa izin, "so salah dua-A, adat deng aturan (hukum)". Tentu saja bukan hanya itu substansi dari tulisan Bang KG. Dan saya akan terus mengikuti "debat" blog kalian nantinya (hitung-hitung dapat ilmu).
Tulisan ini bukan bentuk apologi kami (lintasbmr.com). Ini pure datang dari gelinjang dodobku, karena nama media tempat saya mengais rezeki disebut-sebut dalam tulisan Eko. Menyoal carep yang salah menginformasikan, atau salah memberi data berita kepada redaktur kami. Dan yang lucunya juga, carep yang meliput demo itu terdaftar sebagai anggota himpunan yang dipimpin Eko itu sendiri. Tapi tentu saja bukan ke-organisasian itu yang menjadi soal, dan sebagai patner kerja, saya akan membela, karena data yang sudah teman saya kirimkan tak ada satu pun kesalahan.
Di tulisan Eko, redaktur kami Uwin Mokodongan memberi komentar: "Bung Eko, ada sepenggal jawaban yang saya sisipkan di sini, terkait kebingungan Anda soal pemberitaan lintasbmr.com yang menurut Bung keliru. Saya mulai lewat kutipan ini: "... hal itu terjadi ketika pihak Satpol PP Pemkot KK yang dikepalai Sahaya Mokoginta hendak mengamankan massa pendemo yang memasuki Rumah Dinas Walikota" dan "… massa demonstran mulai berarak memasuki halaman Rumah Dinas Walikota."
Jawaban Uwin adalah: "Data yang kami dapatkan melalui wartawan saat meliput langsung demonstrasi HMI Bolmong Raya, adalah demikian. Saya bentangkan kutipannya: "... berdasarkan pantauan lintasbmr.com di lokasi demonstrasi, hal itu terjadi ketika pihak Satpol PP Pemkot KK yang dikepalai Sahaya Mokoginta hendak mengamankan massa pendemo yang memasuki Rumah Dinas Walikota."
Selanjutnya: "... saat massa demonstran tiba di kantor Pemkot KK, mereka kecewa karena Walikota dan Wakil Walikota tidak berada di tempat karena tengah menghadiri acara yang dilaksanakan PGRI Kotamobagu di Gedung Siti Barokah. Geram karena Walikota tak berada di kantor, massa demonstran akhirnya memilih berarak ke rumah dinas Walikota yang terletak hanya beberapa meter dari kantor Pemkot KK. Mereka bergerak ke rumah dinas sembari terus berorasi."
Pertanyaan Uwin: "Mana data yang salah di atas yang membuat Bung garuk-garuk kepala? Dan mengatakan tak ada kesesuaian antara fakta lapangan dan pemberitaan?
Ah, Eko... Saya ingin membaur sedikit, soal hujat-menghujat, sepertinya Anda lebih paham soal itu, karena BC Anda kemarin, saya tak mungkin keliru menyimak nama salah satu hewan disebut.
Hahahaha.... "Jangan meludah melawan angin!" cubit Nietzsche.
Dan untuk fabel, "Udang bicara Kepiting, ketika dibakar sama-sama berubah warna menjadi merah," yang Anda artikan sebagai: "Mengkritik orang lain padahal diri sendiri masih sering melanggarnya."
Saya tidak akan menggaruk-garuk kepala untuk itu. Tepok jidat!
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments :
Post a Comment