Pada parak pagi kusandarkan rangka dan sajak ini
Pada pasir yang cemas dengan jejak-jejak baru
Pun pada pencar darah yang merahi warna langit
Di sini, suluh pernah membakar hening
Pada pasir yang cemas dengan jejak-jejak baru
Pun pada pencar darah yang merahi warna langit
Di sini, suluh pernah membakar hening
Lalu teriak kali dua melipat pesisir
Tantang sepasang derita merobek semak
Gelas dan botol diam meringkuk di pasir merah
Jadi saksi babai kala susut ceritakan cucunya diseret renta
Kakai iya iya saja
Tantang sepasang derita merobek semak
Gelas dan botol diam meringkuk di pasir merah
Jadi saksi babai kala susut ceritakan cucunya diseret renta
Kakai iya iya saja
Kakai dan babai bersila di atas tikar kusut
Kisah melepas cangkang dan tanah hampa diumbar
Rela yang dikhianati debur ombak lebur senyap
Pasrah mencari tanah sorga berpasir merah
Kisah melepas cangkang dan tanah hampa diumbar
Rela yang dikhianati debur ombak lebur senyap
Pasrah mencari tanah sorga berpasir merah
Kakai dan babai berharap esok pintu diketuk surya
Bukan tentara dan moncong senjata
Siapa yang tega menghardik sepasang kepiting ini?
Keduanya hanya ingin berpelukan
Tenang di senja yang berkali-kali usai
Bukan tentara dan moncong senjata
Siapa yang tega menghardik sepasang kepiting ini?
Keduanya hanya ingin berpelukan
Tenang di senja yang berkali-kali usai
Tanah, harta, dan tutur leluhur
Tak jamin sebidang sorga ini kakai babai
Tak tahu pun tak menangkan ketuk palu
Sini, mari, kita bernyanyi di pantai
Dendangkan kering ilalang
Tak jamin sebidang sorga ini kakai babai
Tak tahu pun tak menangkan ketuk palu
Sini, mari, kita bernyanyi di pantai
Dendangkan kering ilalang
Lekas!
Sebentar lagi pasir mau amis
Sebentar lagi pasir mau amis
No comments :
Post a Comment