Ampas pinang mendidih di aspal jalan, seperti pembuluh darah yang baru saja terkoyak. Roda mobil melindasnya. Lendir merah itu menempel di ban hitam. Tak ada warna baru yang tercipta. Hanya lengketnya menangkap satu demi seratus debu.
Di seberang jalan, seorang Mama tengah teliti mengungkai benang. Merah, putih, dan biru. Orang-orang lalu lalang. Ia bergeming. Pandangannya seakan menggelung semua warna benang dan menyulamnya ke dalam bola mata.
"Aku punya kejora di mataku," katanya.
Kemudian ia berlalu...
No comments :
Post a Comment