Mungkin benar kata beberapa kawan, ada rasa senang ketika melihat satu demi satu penyembah rezim ini, jadi berguguran rasa percaya mereka ketika kasus pandemi Covid-19. Bagaimana saat pandemi dipolitisasi macam pilpres. Sentimen politik di sana-sini. BuzzeRp yang menebar rumor bahwa "lockdown" adalah siasat untuk menggulingkan pemerintahan, jika ekonomi kian terpuruk.
Sebagian media menyediakan panggung pula, kepada tokoh-tokoh yang mempercayakan kekebalan tubuh orang-orang bisa menangkal Covid-19. Mungkin maksud mereka kebebalan mulut. Sebab jika mempercayakan imun tubuh seseorang tanpa ada upaya pemerintah untuk mencegah, sama saja membuka arena tanding buat kita dan virus tersebut.
Belum lagi berbagai macam lelucon dari mulut-mulut yang nasib kita dipercayakan kepada mereka. Sapiens macam apa yang nyawanya dijadikan guyonan, tapi tetap memuja para peludah langit ini? Segelintir penyembah yang tetap percaya ini, telah bermuka-muka dengan fakta sedemikian terang. Namun mereka menyanggah, inilah contoh kaum bebal yang nyata-nyata menjadi budak politikus.
Tak akan berubah nasib suatu kaum, jika kaum itu mempercayakan hidupnya kepada orang-orang yang, sebenarnya tidak peduli dengan nasib mereka. Jelas sudah, akhirnya pandemi Covid-19 membersihkan mata kita dari lumut-lumut, yang selama ini sengaja dipelihara dan dipupuk oligarki. Terparah, ialah bidang kesehatan kita yang ternyata selama ini lemah.
Di saat-saat seperti ini, rasa-rasanya mereka yang paling berbahagia adalah orang-orang di pedalaman. Mereka yang tak menonton televisi, tak membaca berita atau mengakses internet, dan hidup mereka berjalan seperti tak pernah terjadi apa-apa. Mereka inilah yang kerap disebut orang-orang kota: primitif.
Ada yang mengancam hidup mereka di pedalaman, tapi bukan pandemi. Melainkan virus oligarki yang sedang kalian puja selama ini. Dan sudah sebagian dari orang-orang pedalaman ini, telah merasakan bagaimana keserakahan menelan nyawa-nyawa mereka.
No comments :
Post a Comment