Ubasute. Legenda ini mungkin sudah pernah kalian bacai di buku, website, atau unggahan di media sosial. Ini adalah folklor atau cerita rakyat Jepang, mengenai tradisi membuang anggota keluarga yang telah renta ke gunung. Ubasute berarti: pembuangan.
Paragraf pengantar di atas, sudah cukup mendidihkan darah kita. Apalagi jika membaca novel Narayama Bushikō (The Ballad of Narayama) karya Shichirō Fukazawa. Pada 1958, Keisuke Kinoshita mengangkat kisah itu di film layar lebar.
Selanjutnya pada 1983, Shōhei Imamura juga ikut mengangkat kisah itu ke film layar lebar dan berhasil menang di Festival Film Cannes, dengan meraih penghargaan Golden Palm. Saya pernah menonton versi Imamura ini. Jika versi ini diceritakan, akan ada penyerapan berbeda dari masing-masing penonton dan pembaca tentang Ubasute.
Ada beberapa versi mengenai legenda Ubasute. Namun menurutku, sepotong versi "patahan ranting" ini yang paling menyayat:
Seorang anak laki-laki menggendong ibunya yang telah senja usianya, hendak dibawa ke gunung. Ia bermaksud meninggalkan ibunya di sana, dengan alasan untuk mengurangi beban hidup dan jatah mulut atau makan sehari-hari. Ini sudah tradisi dan setiap keluarga melakukannya. Tempat pembuangan yang akan dituju disebut Ubasuteyama yang berarti gunung tempat pembuangan.
Sepanjang perjalanan, tanpa disadari anak laki-laki itu, ibunya kerap mematahkan ranting lalu menjatuhkannya ke tanah yang telah mereka pijaki. Sesampainya di gunung, anak laki-laki itu menyandarkan ibunya di sebuah batu.
Ibunya kemudian berkata, "Nak, perhatikan ranting-ranting itu agar kau tidak tersesat ketika kembali ke desa."
Ucapan dari ibunya itu, hanyalah sepatah ranting perhatian dari sekian banyak perhatian yang telah ditabur seorang ibu sejak anak itu masih bayi. Mendengar apa yang dikatakan ibunya, anak laki-laki itu segera memeluk, lalu kembali menggendong ibunya untuk dibawa pulang.
Bayangkan jika orangtuamu yang telah rengsa dibiarkan di tengah hutan, sampai menemui ajalnya dengan cara kelaparan, kedinginan, atau bahkan disantap binatang buas dan dikelilingi burung gagak?
Meski hanya legenda, namun kisah serupa Ubasute kerap terjadi di sekitar kita dalam wujud yang lain. Masih ada anak-anak yang menelantarkan orangtua dan enggan menguras tenaganya yang, bahkan jika itu segunung pun, tak akan pernah sebanding dengan apa yang telah orangtua ikhlaskan untuk anak-anaknya sepanjang usia mereka.
No comments :
Post a Comment