Kau rebah di rahim bumi
Di antara napas pepohonan, gemericik air, dan sepotong jalan sunyi
Pada sepetak pemakaman
Kau lelap tanpa dengkur
Jasadmu lebur tiada
Satu dengan tanah yang rinduimu
Dan di malam ketujuh ini
Kami pun merinduimu dengan cara yang berbeda
Di sampingmu kami menabur kisah
Tentang ratusan lakumu
Tentang cintamu
Dan tentang isyarat-isyarat yang luput kami tafsir
Kami tidur di sampingmu
Hiraukan gigil dan kecup embun
Berharap kau tuntun kami pada aroma-aroma mimpi
Pada hal-hal yang masih ingin kita tertawai
Sepekan sudah ruhmu dipetik dari raga
Sedang kami murung menampik
Tak percaya, tak percaya, tak percaya
Hingga akhirnya kami berserah pada kuasa
Ini ada selarik duka nun jauh di sana
Dari misan yang tak sempat hadir mengelus nisan
Titip Dita dan keluarga...
It's short but to the point... we are crying
Iya, kami semua menangisimu
Kepergianmu, dalam, dalam, begitu dalam
Airmata tak pernah penuh
Hanya ikhlas yang menyudahi
Selamat jalan
Di antara napas pepohonan, gemericik air, dan sepotong jalan sunyi
Pada sepetak pemakaman
Kau lelap tanpa dengkur
Jasadmu lebur tiada
Satu dengan tanah yang rinduimu
Dan di malam ketujuh ini
Kami pun merinduimu dengan cara yang berbeda
Di sampingmu kami menabur kisah
Tentang ratusan lakumu
Tentang cintamu
Dan tentang isyarat-isyarat yang luput kami tafsir
Kami tidur di sampingmu
Hiraukan gigil dan kecup embun
Berharap kau tuntun kami pada aroma-aroma mimpi
Pada hal-hal yang masih ingin kita tertawai
Sepekan sudah ruhmu dipetik dari raga
Sedang kami murung menampik
Tak percaya, tak percaya, tak percaya
Hingga akhirnya kami berserah pada kuasa
Ini ada selarik duka nun jauh di sana
Dari misan yang tak sempat hadir mengelus nisan
Titip Dita dan keluarga...
It's short but to the point... we are crying
Iya, kami semua menangisimu
Kepergianmu, dalam, dalam, begitu dalam
Airmata tak pernah penuh
Hanya ikhlas yang menyudahi
Selamat jalan
No comments :
Post a Comment