coba kutolak malam, tak lagi kataku
tapi malam merebutku sekali
begitu menurut, terus pergi mari
kita menuju gelap, terang, gelap
di antara pohon-pohon purba dan lampu-lampu jalan
aspal beku oleh dingin
seperti lahar yang enggan pulang ke rahim gunung
asa hinggap di dahan, bertengger siaga
menoleh ke bawah, ke atas, ke bawah
purnama bergerak dan retak di sana
malam-malam mau lagi merebut
di negeri yang pernah dijilati Holand
berserak preman-preman jalanan berdenting gelas, botol, gelas
punah tawa saling merobek kulit
aku masih membasuh malam
malam panjang yang kujengkal perlahan
hingga pagi datang tanpa permisi
diributi deru motor, mobil, motor
jadi berisik ini pisah, segaduh jumpa
sampai jumpa-mitan malam, tak mau lagi aku
ini dunia sudah pergi mengecil
sembunyi di antara senyap-senyap
pada retak langit, purnama, langit
kita meninggi lalu merendah
rebah
tapi malam merebutku sekali
begitu menurut, terus pergi mari
kita menuju gelap, terang, gelap
di antara pohon-pohon purba dan lampu-lampu jalan
aspal beku oleh dingin
seperti lahar yang enggan pulang ke rahim gunung
asa hinggap di dahan, bertengger siaga
menoleh ke bawah, ke atas, ke bawah
purnama bergerak dan retak di sana
malam-malam mau lagi merebut
di negeri yang pernah dijilati Holand
berserak preman-preman jalanan berdenting gelas, botol, gelas
punah tawa saling merobek kulit
aku masih membasuh malam
malam panjang yang kujengkal perlahan
hingga pagi datang tanpa permisi
diributi deru motor, mobil, motor
jadi berisik ini pisah, segaduh jumpa
sampai jumpa-mitan malam, tak mau lagi aku
ini dunia sudah pergi mengecil
sembunyi di antara senyap-senyap
pada retak langit, purnama, langit
kita meninggi lalu merendah
rebah
No comments :
Post a Comment