1965, kau lahir 8 Desember
ayahmu menamai Munir; bercahaya
mungkin tanda-tanda tlah bersinar
pada garis-garis rambut merahmu
kau tunduk melihat kaum marjinal
kau cemooh ketimpangan
kau murka akan ketidak-adilan
kau todong para penguasa dengan kata
juangmu hingga ke titik nadir
buruh kau suruh melawan
orang hilang kau minta kembali
nyawa-nyawa tak sia-sia kau cari
agar ayah-ibu tahu kemana pancangkan nisan
lalu langit memelukmu kelak
cahayamu diam, marah, dan mati
penguasa negeri dibisingi teriakmu
mereka takut! neraka telah lebih dulu kau bakar
dengan nyala api juangmu
kau mati hanya raga
jasadmu dibakar matahari, digenangi hujan, dibadaikan angin, dilarung
oleh samudera
tapi ruhmu tertitis di antara tangis
dan lahirlah nyawa seribu yang tak gentar di-Munir-kan
ayahmu menamai Munir; bercahaya
mungkin tanda-tanda tlah bersinar
pada garis-garis rambut merahmu
kau tunduk melihat kaum marjinal
kau cemooh ketimpangan
kau murka akan ketidak-adilan
kau todong para penguasa dengan kata
juangmu hingga ke titik nadir
buruh kau suruh melawan
orang hilang kau minta kembali
nyawa-nyawa tak sia-sia kau cari
agar ayah-ibu tahu kemana pancangkan nisan
lalu langit memelukmu kelak
cahayamu diam, marah, dan mati
penguasa negeri dibisingi teriakmu
mereka takut! neraka telah lebih dulu kau bakar
dengan nyala api juangmu
kau mati hanya raga
jasadmu dibakar matahari, digenangi hujan, dibadaikan angin, dilarung
oleh samudera
tapi ruhmu tertitis di antara tangis
dan lahirlah nyawa seribu yang tak gentar di-Munir-kan
No comments :
Post a Comment