aku melerai matahari yang bertikai dengan senja
pada sebuah sore yang dipupusi delusi
aku lantas mengajak senja pergi
sembari mengulum kisah-kisah perih
bercak-bercak sinar matahari lelehi samudera
ia enggan pergi lalu menantang senja
kuajak senja memasuki malam
meski ia ingin kelahi
langit masih merah
ada sisa benci dan amarah
burung-burung bersiul-siul saling menyusul
terbang ke sarang yang entah
di bumi ada malam, pagi, siang, dan sore
di angkasa tak ada apa-apa
tak ada bau
tak ada napas
yang ada hanya ramalan-ramalan
sore lalu pergi mengulum malam
tinggalkan matahari di ujung gunung
ia pergi
hilang tanpa arti
tanpa bau
tanpa hela napas
yang ada hanya nasib-nasib
No comments :
Post a Comment