pada sabda matahari
kuletakkan segenggam hari
pada cincin-cincin atmosfer
kulucuti angkuh dan teguh diri
kukembalikan segalanya
pada didih aspal jalan
kurebus tatap dengan bulir peluh
pada lampu jalan kuning, merah, hijau
kuserahkan cemas, henti, dan jejak
kuikhlaskan semuanya
pada bus-bus, motor, dan bising kereta
kualirkan hasrat menggebu
pada jalan-jalan, halte, dan trotoar
kusiapkan perjalanan panjang
kusiapkan apa saja
pada sebaris anak jalanan
kubagi segala duka dan suka
pada deretan kemiskinan memanjang
kuberikan huruf-huruf dan angka-angka
kurelakan yang kupunya
pada siang yang terik
kuhardik congkak julang gedung
pada teriak-teriak buruh dan pendemo
kusematkan sisa semangat
kulebur segala, semua, apa saja, yang kupunya
kuletakkan segenggam hari
pada cincin-cincin atmosfer
kulucuti angkuh dan teguh diri
kukembalikan segalanya
pada didih aspal jalan
kurebus tatap dengan bulir peluh
pada lampu jalan kuning, merah, hijau
kuserahkan cemas, henti, dan jejak
kuikhlaskan semuanya
pada bus-bus, motor, dan bising kereta
kualirkan hasrat menggebu
pada jalan-jalan, halte, dan trotoar
kusiapkan perjalanan panjang
kusiapkan apa saja
pada sebaris anak jalanan
kubagi segala duka dan suka
pada deretan kemiskinan memanjang
kuberikan huruf-huruf dan angka-angka
kurelakan yang kupunya
pada siang yang terik
kuhardik congkak julang gedung
pada teriak-teriak buruh dan pendemo
kusematkan sisa semangat
kulebur segala, semua, apa saja, yang kupunya
No comments :
Post a Comment