Sunday, March 31, 2019

Selamat Jalan Nen

No comments

"Sa lebih suka kopi buatan Nen."

Kalimat di atas diucapkan Engel Wally salah satu wartawan Jubi, ketika sa berboncengan dengannya di Sentani saat banjir bandang kemarin. Kala itu kami sedang mencari rumah kopi, setelah liputan.

"Nen masak juga enak. Kenapa tidak buka rumah makan kecil-kecilan?" kata sa.

Lenny Werinussa atau akrab kami sapa Nen adalah istri tercinta Engel Wally. Kedekatan sa dengan Engel, bukan hanya karena kami sama-sama bekerja di Jubi, tapi karena karakter Engel yang humoris dan disenangi banyak orang. Apalagi ketika ia bercerita mop.

Tahun lalu, sa pernah menginap semalam di rumah mereka di Sentani dan berkesempatan mencicipi masakan Nen. Papeda, ikan kuah kuning, dan sayur kangkung yang dimasak Nen enak. Malam itu pula, kali pertama sa mencoba papeda. Meski sesekali sa kesulitan menggunakan hiloi atau semacam garpu untuk memilin papeda. Sa jadi bahan tertawaan malam itu. Sa dan dua wartawan Jubi lainnya yang juga bermukim di Sentani, dibuat kenyang. Paginya, sa diajak Engel menyisir Danau Sentani, juga untuk pertama kali.

Natal akhir tahun lalu, kami sempat bertamu ke rumah mereka. Kondisi Nen saat itu mulai menurun. Tapi ia masih menyempatkan diri melayani tamu, kemudian kami menyuruh ia beristirahat dulu.

"Om Kris, jangan sering makan mi instan. Kalau mau makan enak sering-seringlah ke rumah," kata Nen, saat Natal. Dia tidak tahu, mi goreng hanyalah cemilan sa.

Bulan lalu, kami juga membesuk Nen di RSUD Yowari, Sentani. Kami sesekali bercanda untuk menghiburnya. Sa lama memperhatikan matanya kala itu. Ia terbaring sakit tapi binar matanya seperti ia tak ingin menyerah dari penyakitnya.

Hanya berselang beberapa pekan, banjir bandang menerjang Sentani. Saat itu Nen dirawat di RSUD Yowari. Engel sempat mengirim foto-foto suasana rumah sakit, yang semua pasiennya tampak panik. Ada tiga wartawan Jubi juga yang bermukim di Sentani di antaranya Arjuna Pademme, Aguz Pabika, dan Yance Wenda. Nama yang terakhir sa tulis, adalah yang terparah terdampak banjir.

Saat meliput banjir, sa sempat mengunjungi Nen di rumah orangtuanya. Engel sempat membawa pulang istrinya, karena ia khawatir, longsor di Pegunungan Robhong Holo masih terjadi, begitu pun hujan sering deras sedangkan RSUD Yowari tepat di kaki gunung.

Selesai meliput banjir bandang di Sentani, sa kembali ke Waena. Kemudian kabar itu diam-diam datang pagi hari tadi. Engel menulis pesan, "Pimpinan Redaksi, Redaktur dan Kawan2 Wartawan.... Terima kasih atas semua dukungan Dan Doa. Pagi ini Pukul 08.15 Lenny Werinussa (istri) telah menghembuskan nafas terakhirnya. Di RSUD Yowari."

Sio sayangeee, sedih sesedih-sedihnya sedih...

Selamat jalan Nen. Helem foi untuk masakan dan kebaikan yang pernah ko bagi. Tuhan sayang ko...

No comments :

Post a Comment