Friday, December 21, 2018

Manusia

No comments

Kita, orang kota serakah yang mendaku paling istimewa. Mensyukuri kerlap-kerlip lampu, tapi lekas mengutuk ketika ia padam. Sementara orang kampung yang hanya berpelita sumbu, masih kita ganggu dengan deru senjata dan muntahan mesiu.

Kita, orang kiwari congkak bongak yang mengaku paling canggih. Padahal masih iri dengan merek penanak nasi tetangga. Sementara orang kampung yang hanya punya batu tungku, kita cerca maki dengan sebutan beruk dan primitif.

Kita, orang modern rakus yang memburu restoran mewah di gedung-gedung jangkung. Kendati di sekitarnya rebah rempah perut-perut cekung. Sementara orang kampung yang memuliakan sagu dan betatas, sering kita tumpas langis lahannya atas nama swasembada beras.

Kita, orang intelek yang tertungkus lumus di meja-meja sekolah dan kantor. Mengejar kemasyhuran dan puji-pujian. Sementara orang kampung yang beranggapan dengan menjadi pintar orang hanya saling membodohi, kita umpat kampungan dan terbelakang.

Kita, orang agamawi pongah yang kerap mempercekakkan simbol. Mengganggap ibadah terluhur hanya milik mayoritas. Sementara orang kampung yang berkhidmat dengan agama leluhur, kita kafirkan dengan azab neraka dilembing bara di dubur.

Kita, orang kota yang sering lupa menjenguk orang kampung. Padahal mereka adalah wujud rahasia, dari makhluk bernama manusia.

No comments :

Post a Comment