Saturday, August 3, 2019

Balim

No comments

Telapak kaki tebal menjejak. Orang-orang itu hendak pulang ke honai. Di jalanan, roda gagah menggilas aspal. Berganti-gantian deru menyembur debu.

Tak mereka hirau kerikil berserakan di depan ruko-ruko manja. Di sana, dijajar jaket-jaket dan kaus tebal berlengan panjang. Seorang mama singgah bertanya. "Berapa harga kehangatan?"

Di hutan, sore yang beku mereka jala dengan mata menyala. Sembari berdiang di tepi api berembun. Ada anak berbisik kepada hatinya. "Pulanglah mama, kita masih punya api."

No comments :

Post a Comment