Sunday, December 22, 2019

Kota Tanpa Rumah Pribadi

1 comment
Sepanjang jalan dari Bandara KLIA 2, tak satu pun rumah pribadi yang saya temukan. Rumah pribadi yang saya maksud, rumah yang berdiri sendiri baik berpekarangan atau tidak.

Saat memasuki Kuala Lumpur yang jarak tempuhnya sekitar 30 menit dari resting area, di kiri dan kanan hanya ada gedung-gedung jangkung. Jalan layang dan jalur KL Monorail saling mengiris. Tak ada tiang listrik dengan kabel-kabel saling rajut. Rumah-rumah susun juga tak banyak.

Menurut Anwar, orang-orang di sini lebih memilih tinggal di luar pusat kota. Karena hanya memindai dari bus, saya mengira-ngira barangkali ada rumah-rumah terselip di antara gedung-gedung.

Bukan hanya tak ada rumah pribadi, sepeda motor pun jarang ditemui. Rata-rata memakai mobil. Meski demikian, di tol disediakan jalur khusus sepeda motor yang gratis. Pemerintah di sini sengaja membuat aturan itu, agar pengendara motor bisa bergegas tanpa membikin macet jalanan.

Kotanya juga bersih. Di lokasi riuh manusia, nyaris tak ada sampah tercecer. Tong-tong sampah bertebaran. Kami singgah di Jalan Masjid India, setelah hampir 30-an menit berkeliling kota. Orang-orang di sepanjang jalan ini, sepertinya sadar akan sampah. Sebuah taman yang biasa digunakan untuk merokok pun nyaris tak ada puntung rokok berserakan. Tapi, akhirnya saya menemukan di taman lainnya, dua gelas plastik diletakkan begitu saja. Semoga bukan milik turis.

Rombongan lain menyempatkan diri salat di Masjid India, yang seperti kue bronis jumbo karena berwarna cokelat. Lezat sekali dipandang. Masjid ini sudah ada sejak 1863. Diresmikan 30 Ogos 1974. Ogos = Agustus, diserap dari August. Bahasa Melayu Malaysia memang banyak menyerap bahasa Inggris, karena negara ini jajahan Inggris. Beda dengan kita, yang banyak menyerap bahasa Belanda.

Sepanjang Jalan Masjid India, saya coba menyisir lorong-lorongnya. Rumah-rumah pribadi juga tak ada. Mungkin ada, tapi sudah disihir menjadi toko-toko karena kompleks ini juga menjadi pusat perbelanjaan. Di atas toko-toko inilah dibangun beberapa rumah susun.

Setelah semua rombongan selesai mengqada salat, masing-masing mulai mengabadikan momen di masjid itu. 

Menjadi udik di negeri asing, sepertinya sebuah keharusan.

1 comment :

  1. Ayo Raih Kesempatan Mendapatkan Uang Ratusan Juta Rupiah... Bandar Sabung Ayam Online Terbesar dan Terpercaya di indonesia, Kunjungi Website Kami Di Disini dan Dapatkan Juga Bonus 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda.
    Hubungi kami di WA: +62-812-2222-995 & Telegram : @bolavitacc

    ReplyDelete