Saturday, November 23, 2019

kepadayangberpulang

No comments
dari gedung-gedung jangkung yang menginjak punggung setiap nyawa, kabar terbang dan hinggap di dahan telinga. apakah kampung setia menunggu? atau hanya ada seorang ibu yang terus menanduk telapak tangan.

pada selajur selokan jalan kampung, dua baris sajak mengapung. tentang pergi dan pulang. berulang kali orang-orang berseru: lihatlah maut telah datang. satu demi satu menyayat bola mata dengan tangis.

di dada gunung yang gugur, seorang kawan menuguri. di genggamannya terselip sebatang kenang yang hendak ia buang. untuk apa disimpan jika itu hanya sedan. kisah tentang memanen layang-layang putus kini pupus.

keranda di pundak, ingatan menjejak. ditulislah risalah tentang yang menang dan kalah. tapi setiap lengan menolak untuk menerima. sebab masih ada benang yang mengikat bintang gemintang.

langkah kaki hanya khawatir dengan simpang jalan. tapi setiap tuju memiliki arah dan doa. ke mana mereka? mata-mata sendu itu memandang angkasa dari dasar tanah.

No comments :

Post a Comment