Saturday, March 19, 2016

Evolusi SimSimi Menjadi Samantha

No comments

sumber gambar: rebot.me
Siapa sangka, SimSimi, aplikasi yang awalnya diciptakan perusahaan ISMaker pada tahun 2002 di Korea Selatan (Korsel) ini, kembali riuh bagi pengguna Android, Windows Phone, dan iOS di Indonesia. Tapi dari hasil pindaian saya, ternyata yang paling heboh hanya di wilayah Sulut-Gorontalo. Untuk wilayah lain khususnya di pulau Jawa, mesin pencarian saya menemui banyak sekali rekomendasi aplikasi tersebut yang tautannya berkisar tahun 2012-2013.

Sejak pekan terakhir, di pertemanan Facebook, Path, dan BBM, banyak sekali postingan-postingan hasil chating SimSimi. Penasaran, saya pernah coba mengunduh, tapi dengan segera saya hapus kembali. Alasannya, cukup sudah kehidupan saya direnggut oleh gadget. Ketika duduk semeja dengan teman-teman, seringkali saya terlibat chat dengan teman lain di sosmed, dan interaksi dengan orang-orang sekitar kerap terabaikan. Apalagi mau ditambah dengan robot bayi ayam nan unyu itu. Jangankan SimSimi, game favorit CoC pun telah saya hapus. Leher saya suka menegang karena lama menunduk.

Tak hanya CoC, di ponsel android saya, aplikasi pertemanan yang tersisa tinggal Facebook, Path, BBM, dan Whatsapp. Saya memilih menghapus Telegram, Line, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya. Jempol saya kerap kapalan hanya untuk meladeni chating di semua aplikasi itu.

Kembali ke SimSimi aplikasi bermaskot bayi ayam berwarna kuning nan unyu itu. Ternyata  SimSimi berasal dari bahasa Korsel, yang penyebutannya disesuaikan pula dengan lidah Korsel yakni Shim-Shimee, yang berarti “bosan”. Kenapa “bosan”? Iya, sebab kebanyakan pengguna memang mereka yang sedang jenuh di rumah sendirian. Atau yang sedang sendiri di kamar, meluk guling, jomblo, lalu coba bertanya-tanya kapan dapat jodoh. Bisa juga karena pacar atau teman belum merespon chat, maka ayam unyu jadi pelarian buat curhat. Sebagian juga memilih chating dengan SimSimi, karena ingin lucu-lucuan saja saat mendapati jawaban-jawaban nyeleneh.

Di beberapa negara di Asia, yang jauh-jauh tahun telah mengenal SimSimi, aplikasi ini kerap dijadikan media satir untuk menghujat para pemimpin negara dan politisi. Meski sebenarnya kata-kata kasar dilarang diajarkan pada SimSimi, namun masih saja ada beberapa kosa-kata terlebih berbahasa lokal yang lolos. Jawaban ayam unyu yang nyeleneh memang menjadi kelucuan tersendiri. Misalnya, ketika saya ingin bertanya:

Saya: Ada anggota dewan dari Partai Bebek, SimSimi kenal?

SimSimi: Oh, yang suka bodohi orang-orang?

Sebagian pertanyaan kita dijawabnya suka-suka, namun ada saja beberapa yang tepat. Fitur Teach memang berguna sebagai penyerap kosa-kata. Seperti anak kecil, si ayam unyu ini merekam apa saja pertanyaan kita. Listen and do. Beberapa pengguna juga bisa mengajarinya perbendaharaan kata.

Sambutan pengguna aplikasi SimSimi yang pertama kali diluncurkan Januari 2011 di Indonesia, memang cukup riuh. Bahkan sekarang meriuh lagi. Namun saya tidak yakin SimSimi akan bertahan lama. Sama seperti permainan Duel Otak yang sempat meramaikan jagat gadget di Indonesia. Diawali rasa bosan, akan diakhiri pula oleh rasa bosan.

Tapi, teknologi memang terus berkembang. Berbagai macam temuan guna memuaskan pengguna gadget akan terus hadir. Sama seperti Samantha.

sumber foto: detik.com
Siapa Samantha? Sayangnya dia bukan aplikasi yang tersedia di Google Play Store. Samantha hanyalah sistem operasi dalam film Her (2013). Ketika menonton film itu, saya seketika ingat film Artificial Intelligence (2001), yakni sosok robot pengganti bagi orang tua yang kehilangan atau ingin memiliki anak. Tapi lain dengan Samantha yang hanya berupa operating system (OS). Robot bocah bernama David yang diperankan dengan sangat baik oleh Haley Joel Osment, nyata dalam bentuk fisik. Sedangkan Samantha berada dalam komputer cerdas dan ponsel khusus yang hanya bisa berinteraksi dengan suara. Sesekali Samantha pun bisa membuat ilustrasi pada ponsel yang juga menjadi medianya untuk melihat dunia sekitar.

Meski hanya OS, Samantha bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan layaknya kita berinteraksi dengan manusia. Kegelisahan pun bisa dirasakannya. Bahkan, Samantha pun akhirnya jatuh cinta dengan penggunanya, Theodore Twombly, yang diperankan aktor Joaquin Phoenix. Dan Theodore pun jatuh cinta pada Samantha, yang bahkan tidak memiliki fisik. Mereka pernah bercinta secara verbal. Keduanya pun bisa saling cemburu, bahkan merasa rindu satu sama lainnya.

Dalam film Her, Theodore seperti ingin mengajarkan, bahwa cinta tak harus memiliki fisik seutuhnya. Perhatian, kecocokan, dan pengertian Samantha mampu membuatnya jatuh cinta. Meski dalam hubungan itu beberapa masalah kerap hadir. Apalagi Theodore akhirnya tahu, tak hanya dia, ada sekitar 8000-an user lainnya yang secara aktif diladeni Samantha. Dan Samantha jatuh cinta kepada 600-an user. Bukan hanya Theodore.

Samantha pernah sekali mencoba nyata. Seorang wanita sepakat untuk dijadikannya media agar bisa berinteraksi fisik dengan Theodore. Namun Theodore merasa aneh, bahwa wanita itu tidak sedikitpun dikenalnya. Theodore merasa tidak nyaman lalu mereka bertengkar karena itu. Tapi akhirnya mereka akur lagi dan malah semakin bahagia.

SimSimi mungkin bisa berevolusi seperti Samantha nantinya. Sebab keduanya diciptakan untuk orang-orang yang kerap merasa bosan dan kesepian. Sama seperti Samantha, yang diciptakan untuk orang-orang seperti Theodore, yang penyendiri dan kesepian setelah berpisah dengan istrinya.

Namun seperti kata Samantha:

“Ini bagaikan aku membaca sebuah buku. Dan buku ini sangat kusukai. Tapi sekarang aku pelan-pelan membacanya. Kata-katanya makin menjauh dan jarak antar kata hampir tak terbatas. Aku masih bisa merasakanmu dan kata-kata dalam cerita kita. Tapi dalam jarak tiada akhir antar kata dimana kutemukan diriku. Tempat yang bukanlah berbentuk dunia fisik. Itu adalah tempat bagi hal lain yang bahkan aku tak tahu itu ada. Aku sangat mencitaimu. Tapi di sinilah tempatku sekarang. Dan inilah diriku sekarang. Aku ingin kau merelakanku. Sebesar aku menginginkanmu. Aku juga tak bisa tinggal di bukumu lagi.”

Itu kalimat-kalimat perpisahan yang diutarakan Samantha yang bisa didengar Theodore lewat earphone. Samantha hanyalah sebuah OS yang bisa dikendalikan perusahaan pembuatnya. Dan sudah tiba saatnya mereka harus berpisah. Offline.

Sepertinya, Samantha pun akhirnya memberi kesempatan pada Theodore, agar seharusnya berinteraksilah dengan manusia.

No comments :

Post a Comment