Wednesday, January 23, 2019

Isyarat atau Berkat?

No comments
Pixabay.com

Akhir tahun 2018, sebuah pesan menyelinap di akun media sosial saya. Pengirimnya adalah orang yang tidak pernah saya duga-duga. Karena sudah bertahun-tahun sejak ia berkeluarga, saya tidak pernah berinteraksi dengannya di media sosial. Kecuali bertegur sapa di desa.

Namanya Cici. Ia mantan pacar saya ketika kami masih muda. Ia berandil besar mengubah nama panggilan saya, dari Yanto menjadi Ya'. Nama panggilan sayang-sayangnya itu menempel kepada saya sampai sekarang. Hampir semua kawan memanggil saya: Ya'. Di Desa Passi, nama Yanto cukup banyak. Makanya di belakang nama selalu diikuti tanda pengenal lain, misal: Yanto Panjang yang sekarang adalah Kepala Desa Passi, Yanto Ape', Yanto Waseng, Yanto Sudar, dan masih banyak Yanto lainnya.

Pesan berawal dari basa-basi. Anehnya, ketika pesannya itu masuk, sebuah pesan lain di nomor ponsel saya ikut masuk. Hanya berbeda sepersekian detik. Yang mengirim pesan adalah tetangga saya. Kebetulan, namanya juga Cici atau Mama Kiran. Pesan dari Mama Kiran mengatakan ibu saya menanyakan kabar. Meminta saya menghubunginya.

Saya lanjut membaca pesan di media sosial dari Cici. Setelah basa-basi, ia masuk ke teka-teki mimpi. Saya sebut demikian, karena ia meminta maaf jika ada kesalahan. Saya heran dan terus mengejar kata-katanya. Ia enggan menceritakan isi mimpinya. Setelah dibujuk berkali-kali, akhirnya ia menceritakan mimpinya.

"Ngana di mimpi pa kita, macam nae oto bagitu baru pigi. (kamu di mimpi saya, seperti naik mobil lalu pergi)," kisahnya.

Ia sempat bertanya-tanya kepada orang yang lebih tua mengenai arti mimpi itu. Menurut tafsiran mereka, itu pertanda saya akan meninggal. Setelah ia bercerita, saya mengirim emoji tertawa meski hati saya gusar. Saya coba tenang dengan menafsirkan mimpi secara terbalik, seperti kebanyakan orangtua menghibur kami dulu: kalau mimpi meninggal maka berkatnya umur panjang.

Beberapa hari setelah ia mengirim pesan itu, dada saya sakit. Seperti ada bongkahan batu diletakkan di atasnya. Karena ingat mimpinya Cici, saya memberanikan diri ke dokter. Dari hasil pemeriksaan, saya menderita angina pektoris. Namanya keren, tapi sakit. Orang-orang biasa menyebutnya: angin duduk.

Saya diberi resep obat oleh dokter dan diminta beristirahat, mengatur pola tidur dan makan, rajin berolahraga, serta berhenti merokok. Ia juga meminta saya rutin berkonsultasi. Semua larangan dan saran itu sempat saya turuti, meski hanya sebulan. Melarang saya menyantap makanan berlemak tinggi, saya jadi ingat Rumah Makan Padang langganan. Apalagi merokok. Sehabis makan, kalau tidak merokok seperti disambar truk dari belakang. Ditambah berolahraga pagi dan sore. Waktu terbaik untuk pulas.

Waktu berjalan, kemudian hari-hari kembali seperti biasa. Meski sesekali saya masih merasa nyeri dada. Saya khawatir saja, jika sedang berada di kamar kos, lalu terjadi apa-apa. Meski tentunya mayat saya tak akan ditemukan membusuk, karena kawan-kawan sekantor pasti akan datang mengecek saya. Seharian saya tidak ada kabar soal pekerjaan, mereka akan curiga telah terjadi sesuatu.

Kemudian kemarin malam, sebuah pesan di media sosial berbeda masuk. Ini dari mantan juga. Tapi mantan istri. Mamanya Sigi. Isi pesannya terkait mimpi buruk.

"Ngana meninggal baru karna kita ndak percaya, kita ndak pigi melayat. Ndak brani le baku dapa deng Baai. (Kamu meninggal kemudian karena saya tidak percaya, saya tidak pergi melayat. Tidak berani juga menemui ibumu)."

Setelah membaca itu, saya bercanda. Saya bilang menjadi wartawan di Papua memang berisiko. Paling-paling diculik lalu digelitik. Dia khawatir dan menyuruh saya kembali ke desa. Saya kemudian menenangkannya. Lalu menceritakan soal angina kemarin. Ia lantas menyarankan saya berolahraga. Saya seketika ingat dokter.

Setelah berbalas pesan dengannya, saya beranjak dari kamar menuju toilet. Saat keluar dari pintu kamar, seekor kupu-kupu hitam hinggap di kepala saya. Isyarat apa lagi ini. Setelah dari toilet, saya iseng memindai di internet, mengenai tafsir mimpi dan kejadian seperti dihinggapi kupu-kupu hitam. Saya sedikit lega, karena di sana tertulis: jika dihinggapi kupu-kupu hitam di kepala, pertanda akan mendapat rezeki.

Isyarat dari mimpi atau alam memang misterius. Dan terkadang, saya percaya...

No comments :

Post a Comment