Pendek saja. Hingga hari ini, dunia masih menawarkan segala yang binal dan nakal. Malam ini lapar menawan nalar yang mau melangit. Mengerangkeng begitu lebam---membiru. Aku tahu aku sekarat. Tapi sekarat yang tak melarat, hanya terlalu rapat sampai celah enggan mengiris. Dunia ini menerimaku dengan segala yang karat pada diriku.
Malam ini cuma angin yang bisa membacaiku, aku sedang bahagia. Tapi bahagia yang tak ku ketahui entah dari rupa yang apa. Di dusun ini aku menyusun gundah, yang sedari tadi merobek punggungku. Ia mau lewat belakang lalu menembus hati. Aku dan ragaku di sini. Tapi sesuatu yang jauh di sana mengirim bala tentara murka mengajak perang. Aku hanya sendiri. Kalah. Aku mau ke dusun yang itu. Bukan dusun yang ini. Menyerah.
Rindu, kata yang candu. Tumpah ruah rasa sekali menafsirkannya dalam fikir. Durhaka aku pada fikirku. Aku tak mau tahu dengan ejaan 'fikir' dan 'pikir'. Aku suka dengan huruf 'F'. Fuck. Ini Aprilku. Aku bebas mencaci. Tak peduli.
Aku sedang menulis apa barusan?
Selamat Ulang Tahun...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Malam ini cuma angin yang bisa membacaiku, aku sedang bahagia. Tapi bahagia yang tak ku ketahui entah dari rupa yang apa. Di dusun ini aku menyusun gundah, yang sedari tadi merobek punggungku. Ia mau lewat belakang lalu menembus hati. Aku dan ragaku di sini. Tapi sesuatu yang jauh di sana mengirim bala tentara murka mengajak perang. Aku hanya sendiri. Kalah. Aku mau ke dusun yang itu. Bukan dusun yang ini. Menyerah.
Rindu, kata yang candu. Tumpah ruah rasa sekali menafsirkannya dalam fikir. Durhaka aku pada fikirku. Aku tak mau tahu dengan ejaan 'fikir' dan 'pikir'. Aku suka dengan huruf 'F'. Fuck. Ini Aprilku. Aku bebas mencaci. Tak peduli.
Aku sedang menulis apa barusan?
Selamat Ulang Tahun...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments :
Post a Comment