Sudah panas hari, tapi baru saja segelas kopi tandas,
Semut yang sedari tadi bungkam pergi entah kemana,
Menyisakan jelaga ampas kopi di marmer pucat,
Banyak yang sengaja tercecer, terbuang, tergenang...
Ada dua pasang mata awas di sini,
Masih menjepit sebatang rokok yang berapi dan berasap abu-abu,
Siang ini segalanya abu-abu, dengan debu yang mulai memanjat udara,
Lalu bersinar malu pada matahari jauh...
Setumpuk rumput tergesa-gesa di tong sampah,
Kutambah lagi dengan puntung-puntung buntung,
Sisa kisah semalam yang penuh ketawa,
Kita terbahak-bahak, dan terbatuk-batuk...
Dewata... mari nyata
Duduk melantai di sini denganku
Kita berbagi cerita tentang semesta
Biar kubikin segelas kopi lagi untukmu,
Satu sendok gula hitam, dan dua sendok kopi putih,
Kupikir begitu seleramu...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Semut yang sedari tadi bungkam pergi entah kemana,
Menyisakan jelaga ampas kopi di marmer pucat,
Banyak yang sengaja tercecer, terbuang, tergenang...
Ada dua pasang mata awas di sini,
Masih menjepit sebatang rokok yang berapi dan berasap abu-abu,
Siang ini segalanya abu-abu, dengan debu yang mulai memanjat udara,
Lalu bersinar malu pada matahari jauh...
Setumpuk rumput tergesa-gesa di tong sampah,
Kutambah lagi dengan puntung-puntung buntung,
Sisa kisah semalam yang penuh ketawa,
Kita terbahak-bahak, dan terbatuk-batuk...
Dewata... mari nyata
Duduk melantai di sini denganku
Kita berbagi cerita tentang semesta
Biar kubikin segelas kopi lagi untukmu,
Satu sendok gula hitam, dan dua sendok kopi putih,
Kupikir begitu seleramu...
Powered by Telkomsel BlackBerry®
No comments :
Post a Comment